Selasa, 19 November 2013

KONFLIK KLAIM BATIK OLEH MALAYSIA



 

Dalam kasus klaim batik oleh negara Malaysia dapat dilihat adanya beberapa sektor kelemahan dari aspek geopolitik Indonesia. Aspek-aspek tersebut antara lain :

1.  Politik.  Pengambilan keputusan dan kebijakan pemerintah dalam penyelesaian kasus batik seyogyanya memperhatikan efek politik dari keberanian Malaysia dalam klain atas batik.  Adanya kelemahan politik luar negeri kita sehingga negara lain terlihat memandang sebelah mata kepada Indonesia dengan ditunjukkannya kepada dunia internasional untuk mengakui kakayaan budaya Indonesia.

2. Ekonomi.  Batik sangat erat kaitannya dengan ekonomi rakyat terkait produksi dan hasil yang dicapai. Politik perdagangan kita lemah sehingga mudah untuk di masuki oleh politik dagang luar. Batik yang mempunyai nilai ekonomis tinggi mampu dimanfaatkan oleh Malaysia untuk menaikkan perekonomian mereka sedangkan cina mampu bermain disela-sela kasus kalim batik dengan mengeluarkan kain bermotif batik di indonesia dengan harga murah sehingga mampu menggoyahkan perindustrian batik lokal.

3. Sosial budaya. Dalam batik terkait  didalamnya tentang pendidikan, Tradisi masyarakat, religi, Kepribadian serta sikap kepemimpinan nasional.

Kelemahan pengetahuan tentang batik dimanfaatkan dengan baik oleh malaysia untuk mencoba menyerobot batik dari Indonesia. Kondisi masyarakat dalam negeri yang kurang memberikan apresiasi lebih terhadap batik berbanding terbalik dengan kalangan masyarakat Malaysia. Hal ini ditunjukkan pejabat ataupun artis sebagai figur publik sendiri enggan memakai batik, dan jika memakaipun belum tentu batik asli. Sehingga kepribadian kita dalam mengapresiasi warisan budaya lemah didukung oleh pemerintah yang kurang memberikan perhatian secara khusus.
 
Batik bukanlah sebagai produk budaya semata tetapi mampu melahirkan nilai ekonomis. Sekiranya potensi besar ini dapat dikapitalisasi, sudah pasti nilai ekonomis yang dapat diraih sungguh sangat besar. Dengan momentum pengakuan  batik oleh dunia dapat membawa masyarakat Indonesia untuk meraih sebesar-besar manfaat finansial, tentu untuk kesejahteraan rakyat. Pemerintah seharusnya mengeluarkan kebijakan yang menyangkut upaya-upaya untuk meraih manfaat ekonomis.  Pengakuan tersebut tidak akan berarti jika manfaat ekonominya justru diraih bangsa lain dengan segala keunggulan kreatif, daya saing global, dan kekuatan kapitalnya. Kondisi yang terjadi seiring terkenalnya batik adalah begitu mudahnya ditemukan pakaian bermotif batik di pasar lokal. Produk tersebut belum tentu buatan dalam negeri, tetapi barang impor dari negara yang memproduksi secara mudah dan cepat serta murah, seperti cina. Dengan begitu, mereka memiliki daya saing tinggi untuk menerobos masuk ke berbagai pasar di seluruh penjuru dunia, termasuk pasar kita. Politik perdagangan kita sering kali kedodoran manakala memasuki arena pertarungan global. Bukan hanya di arena internasional, tetapi politik dagang kita juga harus kuat dalam membela kepentingan industri nasional di pasar domestik.

Betapa kalangan pengusaha industri tekstil dan produk tekstil mengeluhkan serbuan produk luar negeri yang masuk mengacak-acak pasar domestik. Mereka sering melontarkan kritik tidak adanya perlindungan pasar dan industri domestik. Barang impor, termasuk yang ilegal, begitu mudah menyerbu, melemahkan, bahkan mengancam industri-industri pertekstilan nasional.

Dari latar belakang terjadinya kasus klaim serta kondisi yang ada di lapangan, ada beberapa tindakan yang mestinya dapat dilakukan oleh pemerintah, antara lain :
1. Perlindungan industri tekstil dan produk tekstil yang merupakan industri padat karya berorientasi ekspor. Meminimalisir produk ilegal di pasar domestik sehingga mengurangi daya saing industri di negeri sendiri.

2. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata lebih bertindak dalam upaya promosi serta pelestariannya. Seperti adanya pengenalan kepada siswa pelajar sebagai generasi penerus bangsa untuk mengetahui tentang batik sehingga mereka dapat membedakan yang asli dan yang bukan. Untuk menasionalisasikan serta sebagai penghargaan dapat kiranya dibuat melalui perangko. Dukungan dari segenap masyarakat baik pengguna maupun para desainer untuk mengangkat kain batik ke event-event Internasional.

3. Dalam perlindungan produksi pemerintah memberikan fasilitas untuk perajin batik, bisa berupa pajak atau kredit sehingga membantu dalam menjalankan produksi batik.

             Kasus klaim batik Indonesia oleh Malaysia dapat dijadikan pelajaran serta pembangkit kesadaran pemerintah dan masyarakat sendiri untuk lebih menghargai karya anak bangsa. Pluralistik bangsa Indonesia ini dengan beribu adat budayanya perlu perhatian serius dan perlindungan dari pemerintah pusat.  Dari uraian diatas dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain:

1. Batik merupakan salah satu karya budaya tinggi bangsa ini yang lahir dan berkembang seiring perkembangan kehidupan bangsa ini. Batik yang sarat akan makna sudah sepantasnya mendapatkan tempat yang tinggi dalam khasanah budaya bangsa serta hati masyarakat Indonesia. Mengingat tidak sedikit negara lain yang ingin memilikinya.

2. Bentuk apresiasi tersebut hendaknya tidak sampai disitu saja khususnya dari pemerintah. Setelah mendapatkan hak paten dari lembaga dunia kiranya pemerintah wajib memikirkan kelangsungan hidup batik sendiri di Indonesia. Hal ini dapat dilakukan dengan adanya pameran budaya maupun memperhatikan sektor industri dan perdagangannya.

3. Dengan adanya dukungan dan himbauan pemerintah, kiranya peran aktif masyarakat sendiri memegang peranan penting dalam memelihara dan pelestarian batik. Dengan menumbuhkan kecintaan akan produk dalam negeri kiranya bisa menjadikan jalan alternatif untuk lebih bisa mandiri. Kita patut belajar dari India, China, Korea dan juga Jepang. Mereka memiliki kebudayaan yang sama kayanya dengan Indonesia. Namun mereka menerapkan apa yang mereka miliki dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dari pakaian adat, desain rumah, bahkan tulisan tradisional yang hanya dimengerti oleh mereka pun menjadi menu keseharian. Dengan begitu mereka bisa memiliki identitas diri yang kuat dan tidak terkesan sebagai bangsa yang mudah hanyut oleh perubahan yang tidak jelas arahnya. Dan mereka menjadi begitu bermartabat dan terhormat dengan apa yang mereka lakukan. Kita pun bisa melakukan hal yang sama. Setelah dikejutkan oleh batik ini, semoga menjadi kebangkitan masyarakat Indonsia untuk menjadi manusia yang berbudaya dan bermartabat tinggi. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar