Dalam kasus klaim batik oleh negara Malaysia dapat dilihat
adanya beberapa sektor kelemahan dari aspek geopolitik Indonesia. Aspek-aspek tersebut
antara lain :
1. Politik. Pengambilan
keputusan dan kebijakan pemerintah dalam penyelesaian kasus batik seyogyanya
memperhatikan efek politik dari keberanian Malaysia dalam klain atas batik. Adanya kelemahan politik luar negeri kita
sehingga negara lain terlihat memandang sebelah mata kepada Indonesia dengan ditunjukkannya kepada dunia
internasional untuk mengakui kakayaan budaya Indonesia.
2. Ekonomi. Batik sangat erat kaitannya dengan ekonomi rakyat terkait
produksi dan hasil yang dicapai. Politik perdagangan kita lemah sehingga mudah
untuk di masuki oleh politik dagang luar. Batik yang mempunyai nilai ekonomis
tinggi mampu dimanfaatkan oleh Malaysia untuk menaikkan perekonomian mereka
sedangkan cina mampu bermain disela-sela kasus kalim batik dengan mengeluarkan
kain bermotif batik di indonesia dengan harga murah sehingga mampu menggoyahkan
perindustrian batik lokal.
3. Sosial budaya. Dalam batik terkait
didalamnya tentang pendidikan, Tradisi masyarakat, religi, Kepribadian
serta sikap kepemimpinan nasional.
Kelemahan pengetahuan tentang batik dimanfaatkan dengan baik oleh malaysia untuk mencoba menyerobot batik dari Indonesia. Kondisi masyarakat dalam negeri yang kurang memberikan apresiasi lebih terhadap batik berbanding terbalik dengan kalangan masyarakat Malaysia. Hal ini ditunjukkan pejabat ataupun artis sebagai figur publik sendiri enggan memakai batik, dan jika memakaipun belum tentu batik asli. Sehingga kepribadian kita dalam mengapresiasi warisan budaya lemah didukung oleh pemerintah yang kurang memberikan perhatian secara khusus.
Batik bukanlah sebagai produk budaya semata tetapi mampu melahirkan nilai
ekonomis. Sekiranya potensi besar ini dapat dikapitalisasi, sudah pasti nilai
ekonomis yang dapat diraih sungguh sangat besar. Dengan momentum pengakuan batik oleh dunia dapat membawa masyarakat Indonesia
untuk meraih sebesar-besar manfaat finansial, tentu untuk kesejahteraan rakyat.
Pemerintah seharusnya mengeluarkan kebijakan yang menyangkut upaya-upaya untuk
meraih manfaat ekonomis. Pengakuan
tersebut tidak akan berarti jika manfaat ekonominya justru diraih bangsa lain
dengan segala keunggulan kreatif, daya saing global, dan kekuatan kapitalnya.
Kondisi yang terjadi seiring terkenalnya batik adalah begitu mudahnya ditemukan
pakaian bermotif batik di pasar lokal. Produk tersebut belum tentu buatan dalam
negeri, tetapi barang impor dari negara yang memproduksi secara mudah dan cepat
serta murah, seperti cina. Dengan begitu, mereka memiliki daya saing tinggi untuk
menerobos masuk ke berbagai pasar di seluruh penjuru dunia, termasuk pasar
kita. Politik perdagangan kita sering kali kedodoran manakala memasuki arena
pertarungan global. Bukan hanya di arena internasional, tetapi politik dagang
kita juga harus kuat dalam membela kepentingan industri nasional di pasar
domestik.
Betapa kalangan pengusaha industri tekstil dan produk tekstil mengeluhkan serbuan produk luar negeri yang masuk mengacak-acak pasar domestik. Mereka sering melontarkan kritik tidak adanya perlindungan pasar dan industri domestik. Barang impor, termasuk yang ilegal, begitu mudah menyerbu, melemahkan, bahkan mengancam industri-industri pertekstilan nasional.
Dari latar belakang terjadinya kasus klaim serta kondisi yang ada di
lapangan, ada beberapa tindakan yang mestinya dapat dilakukan oleh pemerintah,
antara lain :
1. Perlindungan industri tekstil
dan produk tekstil yang merupakan industri padat karya berorientasi ekspor. Meminimalisir
produk ilegal di pasar domestik sehingga mengurangi daya saing industri di
negeri sendiri.
2. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata lebih bertindak dalam upaya promosi serta pelestariannya. Seperti adanya pengenalan kepada siswa pelajar sebagai generasi penerus bangsa untuk mengetahui tentang batik sehingga mereka dapat membedakan yang asli dan yang bukan. Untuk menasionalisasikan serta sebagai penghargaan dapat kiranya dibuat melalui perangko. Dukungan dari segenap masyarakat baik pengguna maupun para desainer untuk mengangkat kain batik ke event-event Internasional.
3. Dalam perlindungan produksi pemerintah memberikan
fasilitas untuk perajin batik, bisa berupa pajak atau kredit sehingga membantu
dalam menjalankan produksi batik.
Kasus klaim batik Indonesia oleh
Malaysia dapat dijadikan pelajaran serta pembangkit kesadaran pemerintah dan
masyarakat sendiri untuk lebih menghargai karya anak bangsa. Pluralistik
bangsa Indonesia ini dengan beribu adat budayanya perlu perhatian serius dan
perlindungan dari pemerintah pusat. Dari
uraian diatas dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain:
1. Batik merupakan salah satu karya budaya
tinggi bangsa ini yang lahir dan berkembang seiring perkembangan kehidupan
bangsa ini. Batik yang sarat akan makna sudah sepantasnya mendapatkan tempat
yang tinggi dalam khasanah budaya bangsa serta hati masyarakat Indonesia. Mengingat
tidak sedikit negara lain yang ingin memilikinya.
2. Bentuk apresiasi tersebut hendaknya
tidak sampai disitu saja khususnya dari pemerintah. Setelah mendapatkan hak
paten dari lembaga dunia kiranya pemerintah wajib memikirkan kelangsungan hidup
batik sendiri di Indonesia. Hal ini dapat dilakukan dengan adanya pameran
budaya maupun memperhatikan sektor industri dan perdagangannya.
3. Dengan adanya dukungan dan himbauan
pemerintah, kiranya peran aktif masyarakat sendiri memegang peranan penting
dalam memelihara dan pelestarian batik. Dengan menumbuhkan kecintaan akan
produk dalam negeri kiranya bisa menjadikan jalan alternatif untuk lebih bisa
mandiri. Kita patut belajar dari India, China, Korea dan juga Jepang. Mereka
memiliki kebudayaan yang sama kayanya dengan Indonesia. Namun mereka menerapkan
apa yang mereka miliki dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dari pakaian adat,
desain rumah, bahkan tulisan tradisional yang hanya dimengerti oleh mereka pun
menjadi menu keseharian. Dengan begitu mereka bisa memiliki identitas diri yang
kuat dan tidak terkesan sebagai bangsa yang mudah hanyut oleh perubahan yang
tidak jelas arahnya. Dan mereka menjadi begitu bermartabat dan terhormat dengan
apa yang mereka lakukan. Kita pun bisa melakukan hal yang sama. Setelah
dikejutkan oleh batik ini, semoga menjadi kebangkitan masyarakat Indonsia untuk
menjadi manusia yang berbudaya dan bermartabat tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar