Latar Belakang
Negara Malaysia
merupakan negara yang serumpun dengan
Negara Indonesia,
dan perbatasannya hanya ditandai dengan patok-patok yang sudah menjadi
kesepakatan antar negara. Awalnya hubungan antara Malaysia Indonesia cukup
harmonis dan tidak pernah terjadi ketersinggungan antar negara, tetapi akhir
akhir ini Malaysia banyak melakukan provokasi, baik di bidang politik,
pertahanan maupun social budaya.
Lagu kebangsaan Malaysia yang berjudul Negaraku, saat ini menjadi
permasalahan bagi bangsa Indonesia
karena lagu tersebut mirip dengan salah satu lagu Indonesia yang berjudul “ Terang
Bulan”. Menurut keterangan dari Ruktiningsih selaku pemilik perusahan rekaman
Lokananta, lagu tersebut pertama kali dinyanyikan secara koor di Radio Republik
Indonesia stasiun Jakarta pada tahun 1956.
namun sampai saat ini lagu Terang Bulan tersebut belum diketahui secara pasti
siapa sebenarnya penciptanya.
Fakta sejarah membuktikan bahwa lagu
tersebut lebih dulu ada dan popular di Indonesia, karena pada tahun 1956 lagu
tersebut dipindahkan ke piringan hitam di perusahaan rekaman Lokananta. Antara
lagu Terang Bulang dan Lagu Kebangsaan
Malaysia Negaraku , keduanya memiliki kemiripan terutama dalam introduksi, nada
dan temponya, sedang yang berbeda yaitu syair
dan komposisi aransemen atau pengiring musiknya. Sedang pada tahun 1957 Malaysia baru menggunakan sebagai Lagu
kebangsaan Malaysia
yaitu lagu “Negaraku”.
Pembatasan Masalah
Munculnya permasalahan antara Indonesia Malaysia yang terkait
dengan berbagai produk maupun kewilayahan perbataan yang akhir-akhir ini di
klaim oleh Malaysia, menunjukkan hubungan
Malaysia Indonesia mulai menurun bahkan saling ada kecurigaan, hal ini bisa
kita lihat manuver-manuver yang dilakukan Malaysia yang mengarah ke provokasi.
Kita sebagai bangsa yang menghargai kemerdekaan perlu berfikir lebih dewasa, dan
dapat mengendalikan emosi untuk mencegah atas tindakan yang kontradiktif yang dilakukan Malaysia,
sehingga klaim-klaim yang dilakukan Malaysia terhadap wilayah dan produk-produk
Indonesia selalu diupayakan penyelesaian secara diplomasi dan musyawarah.
Bangsa Indonesia
adalah sebagai bangsa yang mencintai perdamaian tetapi lebih mencitai
kemerdekaan. Munculnya stetment dari Malaysia
yang telah mengklaim bahwa kain batik, reog, tari pendet dan lagu rasa sayang yang
dijadikan Malaysia sebagai
lagu untuk promosi pariwisata adalah produk Malaysia. Hal ini mendapat kecaman atau
reaksi yang keras dari rakyat Indonesia.
Kepedulian masyarakat akan karya anak bangsanya ditunjukkan dengan melakukan
demo/unjukrasa di depan kantor embassy Malaysia dan pengusiran perwakilan
Malaysia di Indonesia. Dari berbagai
tindakan provokasi yang dilakukan oleh Malaysia
diatas, disini penulis akan membatasi masalah tentang somasi lagu kebangsaan Malaysia “Negaraku” adalah duplikat lagu Terang
Bulan yang dipopulerkan Indonesia
sebelum Malaysia
merdeka.
Pemecahan Masalah
Somasi
Indonesia berkaitan dengan dugaan plagiat lagu kebangsaan Malaysia Negaraku
merupakan polemik yang sangat besar, dimana lagu kebangsaan Malaysia “negaraku”
diduga menjiplak salah satu lagu milik perusahaan rekaman Lokananta yang berada
di Surakarta. Dengan munculnya klaim lagu rasa sayange dan provokasi
Malaysia terhadap Indonesia akhir-akhir ini, maka Roy Suryo pakar multimedia
mengatakan Lagu Terang bulan sudah
dinyanyikan di Indonesia sejak lama, setelah merdeka 1957 Malaysia mengubah
lagu tersebut menjadi `Negaraku` dan menjadikannya sebagai lagu kebangsaan
Malaysia. Di Yogyakarta, CyberNews dituliskan bahwa Lagu kebangsaan Malaysia
"Negaraku" diduga hasil jiplakan lagu Indonesia berjudul "Terang
Bulan" yang dinyanyikan sejak 1930-an.
Hal ini diperkuat pernyataan Ruktiningsih kepala perusahaan
rekaman Lokananta surakarta yakin, Lagu Terang
Bulan lahir lebih dulu ada sebelum Malaysia memperoleh kemerdekaannya.
Lagu tersebut juga telah lama populer, jauh sebelum direkam di stasiun Radio
Republik Indonesia Jakarta.
dan dirinya (Ruktiningsih) sudah mengetahui sejak lama adanya dugaan menjiplakan lagu Terang Bulan tersebut oleh Malaysia. Semula, pihaknya hanya berdiam diri dan tidak pernah mempermasalahkan. Sementara itu, Bung Karno yang dahulu tidak memiliki cinderamata untuk Malaya yang akan merdeka (1956) menggunakan Lagu Terang Bulan sebagai cinderamatanya, tetapi bukan untuk di Patentkan.
dan dirinya (Ruktiningsih) sudah mengetahui sejak lama adanya dugaan menjiplakan lagu Terang Bulan tersebut oleh Malaysia. Semula, pihaknya hanya berdiam diri dan tidak pernah mempermasalahkan. Sementara itu, Bung Karno yang dahulu tidak memiliki cinderamata untuk Malaya yang akan merdeka (1956) menggunakan Lagu Terang Bulan sebagai cinderamatanya, tetapi bukan untuk di Patentkan.
Lagu
Terang Bulan tersebut dipublikasikan pada tahun 1920 dan 1956 untuk kedua
kalinya serta baru terkenal di Indonesia Pada tahun 1963-1965. Tapi ada yang
menyebut, ada lagu yang bernama "La Rosalie" yang digubah oleh
Pierre-Jean de Béranger pada tahun 1888 yang memiliki kesamaan pada intro dan
melodi. Secara logika, Si pembuat lagu Terang Bulan mungkin saja membuat lagu
sebelum tahun 1888. Karena pada tahun 1920-lah baru dipublikasikan. Jadi, Lagu
Terang Bulan bisa jadi lebih dahulu daripada La Rosalie. Di Daerah semenanjung Malaya, pada tahun 20-an sudah populer dahulu lagu Terang
Bulan ini. Dan oleh Negeri Perak (Malaya)
melodi lagu Terang Bulan dijadikan sebagai lagu kebangsaan Negeri Perak. Dan
pada tanggal 5 Agustus 1957, PM Malaya (Tunku Abdul Rahman) memilih dan
memutuskan bahwa lagu kebangsaan Malaya (Nama Tua Malaysia) adalah lagu yang
memiliki kemiripan / mengambil melodi sepenuhnya dari Lagu negeri Perak. Dan
tanggal 31 Agustus 1957, lagu ini dikumandangkan untuk pertama kalinya.
Dengan demikian untuk menjaga harkat
dan martabat bangsa, dan melihat nilai persahabatan selama ini antara Indonesia
Malaysia, pemerintah Indonesia dengan semangat nasionalisme harus dapat
mengusut dan mencari bukti-bukti bahwa lagu kebangsaan Malaysia “Negaraku” apakah
benar-benar duplikat atau plagiat dari lagu terang
bulan yang sudah pernah dinyanyikan
oleh sebagian rakyat Indonesia khususnya di pulau Jawa dan sudah direkam oleh
salah satu radio Indonesia pada tahun 1956.
Menteri
kebudayaan dan pariwista serta aparat terkait masalah kebudayaan dengan
semangat kebangsaan diharapkan mampu menyelesaikan permasalahan tersebut diatas
yaitu somasi atas lagu kebangsaan Malaysia “Negaraku” apakah lagu Negaraku adalah
lagu terang bulan karya anak bangsa Indonesia karena lagu tersebut mempunyai
nilai sejarah yang cukup panjang bagi bangsa Indonesia, dan bagaimana cikal
bakal lagu Terang Bulan bisa diubah/plagiat menjadi Lagu kebangsaan Malaysia "Negaraku"
ini?
Apakah Lagu Negaraku, La Rosalie, dan Malayan Moon menjiplak lagu Terang Bulan, Lagu Keroncong MADE IN INDONESIA?
Apakah Lagu Negaraku, La Rosalie, dan Malayan Moon menjiplak lagu Terang Bulan, Lagu Keroncong MADE IN INDONESIA?
Penutup
Sebelum mengakhiri penulisan makalah ini tentang somasi lagu terang bulan penulis ingin menyimpulkan karena pada zaman kebangkitan Indonesia menuju kemerdekaan, tentu saja orang Indonesia dulu lebih mementingkan proses kemerdekaan daripada sekedar hiburan, sehingga masih simpang siur sejarah lagu Terang Bulan ini. Dengan melihat kemiripan introduksi dari lagu Negaraku, kita tidak boleh hanya melihat satu sisi karena dengan bukti-bukti yang kuat dan benar serta arsip kepemilikan atas karya anak bangsa Indonesia maka somasi atas lagu kebangsaan Malaysia bisa dinyatakan MADE IN INDONESIA
Sebelum mengakhiri penulisan makalah ini tentang somasi lagu terang bulan penulis ingin menyimpulkan karena pada zaman kebangkitan Indonesia menuju kemerdekaan, tentu saja orang Indonesia dulu lebih mementingkan proses kemerdekaan daripada sekedar hiburan, sehingga masih simpang siur sejarah lagu Terang Bulan ini. Dengan melihat kemiripan introduksi dari lagu Negaraku, kita tidak boleh hanya melihat satu sisi karena dengan bukti-bukti yang kuat dan benar serta arsip kepemilikan atas karya anak bangsa Indonesia maka somasi atas lagu kebangsaan Malaysia bisa dinyatakan MADE IN INDONESIA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar