Senin, 23 Desember 2013

AGAMA & KEPERCAYAAN



 

Perbedaan Agama dan Kepercayaan

          Agama pada lazimnya bermakna kepercayaan kepada Tuhan, atau sesuatu kuasa yang ghaib dan sakti seperti Dewa dan juga amalan dan institusi yang berkait dengan kepercayaan tersebut. Agama dan kepercayaan merupakan dua pekara yang sangat berkaitan. Tetapi Agama mempunyai makna yang lebih luas, yakni merujuk kepada satu sistem kepercayaan yang kohensif, dan kepercayaan ini adalah mengenai aspek ketuhanan.

Kepercayaan yang hanya melibatkan seorang individu lazimnya tidak dianggap sebagai sebuah agama. Sebaliknya, agama haruslah melibatkan sebuah komuniti manusia. Daripada itu, Agama adalah fenomena masyarakat boleh dikesan melalui fenomena seperti yang berikut:
·       Perlakuan
seperti sembahyang, membuat sajian, perayaan dan upacara.
·        Sikap
seperti sikap hormat, kasih ataupun takut kepada kuasa luar biasa dan anggapan suci dan bersih terhadap agama.
·         Pernyataan
seperti jambi,mantera dan kalimat suci.
·      Benda-benda material yang zahir seperti bangunan. Contohnya masjid, gereja, azimat dan tangkal.

Salah satu lagi ciri agama ialah ia berkaitan dengan tatasusila masyarakat. Ini bermakna agama bukan saja merupakan soal hubungan antara manusia dengan Tuhan, tetapi juga merupakan soal hubungan manusia dengan manusia. 

Kepercayaan secara umumnya bermaksud akuan akan benarnya terhadap sesuatu perkara. Biasanya, seseorang yang menaruh kepercayaan ke atas sesuatu pekara itu akan disertai oleh perasaan 'pasti' atau kepastian terhadap pekara yang berkenaan.

Kepercayaan dalam konteks psikologi adalah bermaksud suatu keadaan jiwa yang berkaitan dengan sikap berkedudukan-memihak (propositional attitude). Manakala dalam konteks agama pula, kepercayaan adalah sebahagian daripada batu asas pembangunan moral. Dalam konteks ini, kepercayaan dikenali sebagai Akidah ataupun Iman.

Adapun kepercayaan itu dikatakan berkaitan dengan sikap berkedudukan-memihak, kerana ia sentiasanya melibatkan penekanan, penuntutan, dan jangkaan daripada seorang individu mengenai kebenaran sesuatu. Kebenaran yang dituntut itu mungkin sahih, dan mungkin palsu secara objektif, tetapi bagi individu yang berkenaan ia adalah sahih.

Pemerintah pernah berencana mengakui aliran kepercayaan sebagai agama pada pertengahan 1970-an. Namun reaksi keras bermunculan. Akhirnya pemerintah mengeluarkan kebijakan dalam Garis-garis Besar Haluan Negara dan instruksi Menteri Agama pada 1978 bahwa aliran kepercayaan bukan agama, tapi bagian dari budaya yang harus dibina. 

Ada yang mengatakan bahwa kata “Agama” itu berarti “Tidak Kacau”
A = tidak, GAMA = kacau
Ada juga yang mengatakan bahwa pengertian “Agama” = “Tidak Kacau” itu adalah terjemahan dari Bahasa Latinnya. 

Beda “Agama” dan “Kepercayaan” adalah “Agamamempunyai Nabi, ada Kitab Suci, memiliki sejarah yang jelas sampai akhirnya timbul menjadi suatu “Agama”, tetapi “Kepercayaantidak ada itu semua.

Akan tetapi Aliran Kepercayaan sendiri juga punya keyakinan dan mengenal adanya Tian/Dao, memuja Kebesaran-Nya dan akhirnya menjadikan dia memperoleh Bimbingan (secara tidak langsung, berdasar nurani) untuk menjadi manusia yang baik.

Sementara itu jika kita membaca di dalam Kamus Bahasa Indonesia : “Agama” adalah “Ajaran”, “Sistem” yang mengatur “Tata Keimanan” (kepercayaan) dan “Peribadatan” kepada Tuhan Yang Mahakuasa, serta “Tata Kaidah” yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya.

Sedangkan “Kepercayaan” adalah 1) anggapan atau keyakinan bahwa sesuatu yang dipercayai itu benar atau nyata : ~ kepada makhluk halus masih kuat sekali di lingkungan petani ; 2) sebutan bagi sistem religi di Indonesia yang tidak termasuk salah satu dari kelima agama yang resmi : tokoh itu adalah penganut aliran

Agama universal yaitu agama yang hampir sebagian masyarakat di dunia mengikutinya. Agama wahyu adalah agama yang bersumber dari wahyu Tuhan yang dikabarkan oleh manusia yang dipercaya sebagai utusan Tuhan. Utusan Tuhan ini biasanya disebut sebagai Nabi. Wahyu yang dimaksud adalah perkataan Tuhan yang disampaikan kepada manusia untuk disampaikan ke umat manusia agar tercipta ketenangan hidup. Agama yang berkembang didunia ada beberapa macam diantaranya, Islam, Kristen, Katolik, dan Yahudi. Kenyakinan yang dipegang dalam agama wahyu adalah bahwa Tuhan sebagai kekuatan yang mengatur kehidupan manusia dan berkuasa di alam semesta. Tidak ada makhluk lain yang mampu menandingi kekuatanya. Oleh karena itu, manusia harus percaya dan tunduk dengan perintah-perintahnya. Agama memiliki tingkat kebenaran yang sempurna dibanding dengan kepercayaan.

Ritual keagamaan yang dilakukan dalam agama memiliki tingkat aturan yang sudah ditetapkan dan sudah disusun didalam kitab suci. Aturan ini dijadikan kenyakinan atau pedoman bagi pemeluk agama.
Agama memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Percaya adanya Tuhan yang menciptakan dan menguasai alam semesta.
b. Adanya pedoman untuk menjalani keagamaan yaitu kitab suci.
c. Kebenaran yang dinyakini adalah mutlak.
d. Isi ajarannya adalah perintah keagamaan dan larangan keagamaan.

Kepercayaan bersumber pada kekuatan alam dan bumi. Orang yang menanut agama bumi percaya bahwa di alam ada kekuatan yang dapat mengatur dan menentukan kehidupan. Agama ini berkembang pada masyarakat yang memliki tingkat solidaritas yang mekanik dan juga masih memeliki pola berpikir yang tradisional. Kegiatan adalah ritual dengan melakukan pemujaan terhadap benda-benda yang mempunyai nilai spiritual tinggi. Benda-benda itu bisa berupa pohon, batu, patung, candi, dan lain sebagainya. Kepercayaan yang berkembang di masyarakat lebih dekat dengan kebudayaan masyarakat, memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Kepercayaan terhadap benda-benda yang memiliki kekuatan diluar batas kemampuan manusia.
b. Pengikutnya adalah masyarakat yang tinggal di pedalaman yang masih memiliki pola berpikir yang sederhana.
c. Dasar kepercayaannya adalah ajaran turun menurun dari para nenek moyangnya.
d. Ajaran agama tidak terpisahkan dengan adat istiadat dan kebudayaan dari penduduk.
e. Sesuatu yang disembah adalah dewa-dewi, roh-roh, ataupun kekuatan alam lainnya.


Kepercayaan tidak Bertentangan dengan Agama

     Dalam kehidupan, manusia sebagai individu tidak terlepas dari agama / religi / kepercayaan yang dianutnya. Dalam kehidupan bermasyarakat pun kita tidak lepas dari unsur-unsur agama, religi, dan kepercayaan yang dianut bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai agama dan kepercayaan sebagai hasil dari perjalanan sejarah. Semua aktivitas manusia yang berkaitan dengan agama dan kepercayaan didasarkan pada suatu getaran jiwa yang disebut emosi keagamaan atau religious emotion. Emosi keagamaan ini biasanya pernah dialami oleh setiap orang, walaupun mungkin hanya berlangsung beberapa detik saja. Emosi itulah yang mendorong manusia melakukan tindakan-tindakan yang bersifat religi.

Setiap manusia yang hidup pasti akan mengetahui apa itu agama. Secara sederhana agama merupakan pegangan hidup agar tidak menyimpang. Tapi bagi orang-orang yang beraliran komunis mungkin agama hanya merupakan candu yang tidak membawa dalam kemajuan atau kehidupan yang sempurna. Aliran ini memang lebih mengutamakan material daripada segi religiusnitas. Memang agama memiliki aturan-aturan yang sudah ditetapkan oleh penyebar agama dengan dasar wahyu dari Tuhan. Tuntutan hidup yang harus dilakukan harus sejalan dengan hukum-hukum wahyu Tuhan. Akibatnya masyarakat agama hanya mengikuti dan menunggu akan takdir Tuhan, dan kalau tidak dapat mengatasi masalah serius yang menimbulkan kegelisahan mereka, manusia berusaha mengatasinya dengan memanipulasi makhluk dan kekuatan supernatural. Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat melakukan upacara keagamaan agar terbebasdari ketersempitan hidup.

Kepercayaan tidak bertentangan dengan agama selama apa yang diajarkan dan diyakininya berupa kebaikan. Tidak menyesatkan pemeluknya, tidak bertentangan ataupun melakukan penodaan terhadap suatu agama tertentu. Ajaran agama manapun telah membebaskan umatnya untuk memilih keyakinannya dan mengajarkan bagaimana hidup saling bertoleransi antara penganut agama dan kepercayaan satu dengan yang lainnya. Pada dasarnya agama memiliki tujuan terhadap kemuliaan hidup, jadi apabila ada kepercayaan yang memiliki  tujuan yang sama berarti telah seiring dan sejalan dengan agama dan terhindar dari pertentangan dan perselisihan.

(Fajar Purwawidada, MH., M.Sc.)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar