Prof. Dr. Drs. Pratikno, M.Soc.Sc.
Terbitnya buku saudara Fajar Purwawidada berjudul Jaringan Baru Teroris Solo dan Implikasinya
terhadap Keamanan Wilayah dan Upaya Penanggulangannya ini memberi
kontribusi bermakna bagi pemahaman mengenai kompleksitas fenomena gerakan
radikal dilabeli Islam yang tumbuh subur pada periode pasca-Soeharto. Runtuhnya rezim otoriter ‘Orde Baru’ memang
menyediakan political opportunity
structure bagi muncul dan
menyuburnya gerakan radikal yang bergerak di ranah underground pada masa-masa sebelumnya. Memfokuskan diri pada
gerakan ‘teroris’ di Solo sebagai studi kasus, hasil riset di program pasca
pasca sarjana Ketahanan Nasional UGM ini memberikan gambaran mengenai ancaman
terhadap pluralisme dan multikulturalisme di Indonesia. Tidak cukup di situ,
Fajar juga merumuskan sejumlah strategi penanganan terhadap maraknya gerakan
radikal teroris berlabel agama tesebut.
Memang, salah satu tantangan serius dari proyek
demokratisasi di Indonesia pasca Suharto adalah menguatnya komunalisme dan
radikalisme berdasar agama yang pada gilirannya mengancam realitas pluralitas
dan multikulturalitas di bumi Nusantara ini. Sementara komunalisme telah
mengeraskan sentimen-sentimen komunal sebagai basis polity, radikalisme mentransformasikan energy social yang
komunalistik tersebut menjadi gerakan social yang berpotensi mengancam
pluralisme di Indonesia. Kombinasi dari keduanya telah menyediakan bahan baku
bagi bekerjanya kekuatan anti-pluralisme dan multikulturalisme yang pada
gilirannya mengancam kebhinekaan Nusantara. Sebagai universitas kebangsaan dan
kerakyatan, UGM selalu berusaha untuk merumuskan gagasan dan mencari jalan bagi
kelestarian kemajemukan dan kebhinekaan Republik Indonesia.
Terakhir saya mengucapkan selamat kepada saudara Fajar
Purwawidada atas diterbitkannya naskah tesis masternya menjadi buku yang bisa
dibaca oleh khalayak luas. Ini memang merupakan salah satu tugas penting yang
diemban oleh universitas: menghilirkan hasil-hasil kajian akademiknya kepada
masyarakat, tidak hanya menyimpannya di laci lemari dan rak-rak perpustakaan
belaka. Selamat membaca.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar