Setiap Negara di dunia
memiliki potensi ancaman bagi pertahanan dan keamanan. Makin kaya Negara itu
dan makin strategis letak geografisnya makin besar pula potensi ancamannya.
Indonesia memiliki ke dua hal itu, maka tidaklah salah bila dikatakan Indonesia
memiliki potensi ancaman yang cukup besar bagi pertahanan dan keamanan Negara.
Republik Indonesia
membagi ancaman itu ke dalam ancaman dari luar negeri dan ancaman dari dalam
negeri. Sampai sekarang ke dua jenis ancaman itu tetap diperhitungkan dalam
penyusunan strategi.
Ancaman nasional itu bisa
berkaitan dengan keutuhan wilayah, hilangnya persatuan nasional dan kekacauan
yang menimbulkan rasa tidak aman sehingga Indonesia bisa menjadi Negara gagal, a failed State. Faktor-faktor
penyebabnya bisa jadi konflik politik, pertentangan ideologi dan tindakan
kekerasan-kekerasan atas nama agama / Tuhan.
Sebelum Indonesia
kembali menjadi Negara demokrasi, untuk menyelesaikan berbagai persoalan itu
digunakan pendekatan kekerasan. Namun setelah sejak 1998 Indonesia menganut
system demokrasi pendekatan bentuk dialog dan non-militer lebih diutamakan.
Penulis buku Jaringan Baru Teroris Solo ini, adalah
seorang perwira muda yang mempunyai pengetahuan yang luas tentang
masalah-masalah militer. Setelah menulis buku tersebut yang berasal dari tesis
S2nya di Program Studi Ketahanan Nasional di Sekolah Pasca Sarjana UGM makin
matang pula pengetahuannya tentang non-traditional
security threat.
Pengetahuan akademis
itu kini disumbangkan bagi bangsa Indonesia dengan penerbitan karya ini yang
disunting dengan baik oleh editor KPG. Buku yang berdasarkan penelitian
lapangan dengan tekun ini berhasil dilakukan dengan baik setelah mengatasi
berbagai kesulitan yang tidak semua orang akan mau atau berani karena ada
resiko-resiko yang terpaksa ditempuh. Setelah dilengkapi dengan sumber-sumber
sekunder buku ini merupakan sebuah karya yang lengkap yang penting dalam studi
tentang kekerasan yang menggunakan agama dan nama Tuhan.
Penulis berhasil memberikan
latar belakang sejarah, membahas jaringan nasional dan internasional, anatomi
dan pola-pola kekerasan di dalam monografnya sehingga pembaca mengerti tentang
betapa kompleksnya masalah itu.
Sumbangan penulis yang
tidak kalah pentingnya juga ialah memberikan pemikiran tentang bagaimana
mengatasi masalah kekerasan atas nama Tuhan, suatu bentuk terorisme agama yang
ada pada agama apa pun seperti terdapat di India, Srilangka, Irlandia Utara,
RRC, beberapa Negara di Afrika, Israel / Palestina termasuk di Indonesia.
Analisisnya tentang kaitan antara para pelaku kekerasan atas nama Tuhan yang
berdimensi global dengan ancaman pertahanan terhadap Negara seperti Irak dan
Suriah oleh organisasi seperti ISIS patut disimak. Dan perlu menjadi pemikiran
strategis dalam menghadapi fenomena baru yang mengancam pertahanan dan keamanan
Negara semacam ini.
Yogyakarta, 16
September 2014
Dr. Nasir Tamara, D.E.A.,
D.E.S.S.
Pendiri Ikatan Ilmuwan
Indonesia Internasional, I-4
Tidak ada komentar:
Posting Komentar